Ikan Hias Air Tawar Asal Papua Indonesia – 3

1. Melanotaenia Irianjaya

Melanotaenia Irianjaya

Nama ilmiah : Melanotaenia Irianjaya Allen, 1985

Nama populer : Irianjaya rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Ikan jantan berbentuk sangat pipih. Warna ungu muda keperakan dengan strip sisi tubuh kehitaman yang memanjang hingga ujung posterior. Sirip dorsal, sirip anal, sirip ekor berwarna kemerahan berpinggir putih.

Ukuran maksimum : 12 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Not Evaluated. Pertama kali ditemukan pada tahun 1982. Pada tahun 1983 diperkenalkan kepada penggemar akuarium dan relatif ber- kembang di Eropa dan Amerika. Di Inggris dikenal dengan nama M. wikiki. Tersebar luas dan banyak ditemukan di habitat aslinya. Sur- vei tahun 2007 yang dilakukan oleh Akademi Perikanan Sorong dan Lembaga Penelitian Prancis (IRD) berhasil membawa beberapa individu ke Jakarta untuk dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budi daya Ikan Hias (BPPBIH) Kementerian. Kelautan dan Perikanan, Depok.

Distribusi/habitat :

Sistem sungai yang bermuara ke Teluk Bintuni, Papua-bagian selatan daerah Kepala Burung. Kondisi habitat berupa hutan hujan dengan perairan yang sedikit keruh, mengalir lambat. Suhu perairan 27–28,3°C dengan pH 7,3–7,8. Ditemukan juga di Teluk Bintuni.

Keterangan : Senang hidup di area yang mempunyai sedikit tumbuhan air di atas bebatuan atau pasir.
Pemeliharaan : Dapat dipelihara bersama jenis lain yang seukuran; suhu 24–28oC; pH 7,0–7,8; dH tidak terlalu penting.

Pakan: berbagai macam pakan ikan hias standar dapat diberikan.
Reproduksi : Memijah pada media penempelan, misalnya ijuk; masa inkubasi tujuh hari pada 26oC. Induk tidak memakan telur/anaknya.

Keterangan : Pertumbuhan lambat; ukuran ikan muda yang pertama kali diekspor adalah sekitar 4,5 cm.
Pakan larva : Infusoria

2. Melanotaenia Japenensis

Melanotaenia Japenensis

Nama ilmiah : Melanotaenia japenensis Allen & Cross, 1980

Nama populer : Yapen rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Tubuh bagian atas terdapat strip kebiruan bersesuaian dengan barisan sisik dan strip jingga di antara barisan sisi longitudinal tersebut; bagian ventral kepala dan tubuh keputih- putihan. Ikan jantan memiliki sirip dorsal, anal, dan kaudal berwarna merah-jingga.

Ukuran maksimum : 11 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Not Evaluated. Pertama kali dikoleksi pada tahun 1955 oleh Dr. M. Boeseman; di- perlukan survei tambahan untuk mengetahui kondisi populasinya. Namanya diambil dari kata “Yapen/Japen” yaitu nama pulau tempat ditemukannya karena merupakan type locality (khas daerah setempat).

Distribusi/habitat :

Hanya ditemukan di Pulau Yapen sebelah utara Papua. Pulau ini panjangnya sekitar 160 km dan lebarnya 20 km. Ikan ini menghuni perairan yang jernih dan berbatu pada dataran rendah dekat pantai.
Keterangan : –

Pemeliharaan : Sangat cocok untuk dipelihara di akuarium. Pakan dan pemeliharaan umumnya sama dengan kebanyakan ikan rainbow lainnya. Pada habitat alaminya, suhu air antara 24–28oC; pH 7,2–7,8.

Reproduksi : Belum ada informasi.
Pakan larva : Belum ada informasi.

3. Melanotaenia Kamaka

Melanotaenia Kamaka

Nama ilmiah : Melanotaenia kamaka Allen dan Renyaan, 1996

Nama populer : Kamaka rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Berwarna biru keperakan pada bagian dorsal dan bergradasi memutih ke arah ventral. Dua lajur warna biru kehitaman bagian tengah tubuh ke arah pangkal ekor. Sirip dorsal pertama dan anal berwarna keputih-putihan, sirip punggung kedua transkulen dengan sisi berwarna biru. Tubuh individu jantan me- mipih dan lebih melebar dibanding individu betina.

Ukuran maksimum : 8 cm

Status : Asli dengan kategori IUCN Red List Status Not Evaluated. Spesies ini dikoleksi pada bulan Juni 1995 oleh Paola Pierucci dan Patrick de Rham. Diberi nama “kamaka” sesuai nama habitatnya, yaitu Danau Kamakawaiar di Teluk Triton, dan merupakan type locality.

Distribusi/habitat :

Ditemukan di Danau Kamakawaiar, salah satu dari tiga danau utama di Papua. Sebagian kecil juga didapatkan di Teluk Triton, yaitu danau di bagian selatan Papua Barat (Irian), sekitar 50 km dari Dermaga Kaimana.

Keterangan : Suhu air alami 28,9°C dan pH sekitar 8.

Pemeliharaan : Belum ada informasi.
Reproduksi : Belum ada informasi.
Pakan larva : Belum ada informasi.

4. Melanotaenia Kokakensis

Melanotaenia Kokakensis

Nama ilmiah : Melanotaenia kokakensis Allen, Unmack, & Hadiaty, 2008

Nama populer : Kokas rainbowfish

Nama lokal : –

Ciri umum :

Ikan jantan dewasa memiliki warna biru keabu-abuan. Terdapat garis tubuh berwarna gelap seakan membagi dua tubuh dorsal dan ventral. Bagian dorsal cenderung berwarna gelap, se- dangkan bagian ventral berwarna biru terang. Di bagian kepala dan tutup insang terdapat totol warna kuning-jingga. Bentuk tubuh agak bulat, tidak pipih.

Ukuran maksimum : Tidak ada data.

Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Not Evaluated. Ditemukan pada tahun 2008 oleh G.R. Allen dan M. Ammer sebagai type locality.

Distribusi/habitat :

Ditemukan di sungai kecil di hutan primer di atas air terjun dekat Kokas, sebelah utara Semenanjung Fakfak, Papua.
Keterangan : –
Pemeliharaan : Belum mampu dipelihara oleh penggemar ikan hias.

Reproduksi : Belum ada informasi.
Pakan larva : Belum ada informasi.

5. Melanotaenia Lakamora

Melanotaenia Lakamora

Nama ilmiah : Melanotaenia lakamora Allen & Renyaan, 1996

Nama populer : Lakamora rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Jenis ikan rainbow yang sangat atraktif, memiliki campuran warna yang sangat ber- variasi baik di tubuh maupun di bagian sirip, kecuali bagian bawah dagu dan sirip punggung pertama berwarna putih keperakan. Dorsal bagian anterior cenderung biru gelap, namun warna jingga yang semakin nyata ke arah ekor. Terdapat garis tengah gelap memanjang dari belakang mata menuju pangkal ekor. Sirip punggung, sirip anal, dan ekor berwarna merah menyala.

Ukuran maksimum : 6 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Not Evaluated. Nama diambil dari tempat ditemukannya pertama kali, yaitu Danau Lakamura. Ditemukan tahun 1995 oleh Heiko Bleker sebagai ikan hias akuarium.

Distribusi/habitat :

Danau Lakamura dan Danau Aiwaso, Papua Barat bagian selatan. Sekitar 50 km arah timur Dermaga Kaimana, Papua Barat.
Keterangan : Danau Lakamura memiliki panjang sekitar 6–7 km dengan lebar 1–3 km.

Pemeliharaan : Belum ada informasi.
Reproduksi : Belum banyak informasi. Namun, pada musim
pemijahan individu jantan berwarna cemer- lang.
Pakan larva : Belum ada informasi.

6. Melanotaenia Maylandi

Melanotaenia Maylandi

Nama ilmiah : Melanotaenia maylandi Allen, 1982

Nama populer : Mayland’s rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Ikan jantan dewasa secara umum berwarna hijau atau cokelat zaitun pada bagian pung- gung dan putih keperakan pada tubuh bagian bawah. Sisi bagian atas memantulkan warna biru; terdapat strip jingga tipis pada sisi antara barisan sisik arah mendatar.

Ukuran maksimum : 13 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Least Concern. Ditemukan oleh H. Bleher dan G.R. Allen pada tahun 1982. Belum diperkenalkan kepada penggemar ikan hias. Pemberian nama sebagai penghargaan pada Hans Mayland, yaitu seorang penulis, foto- grafer, dan penggemar akuarium dari Jerman.

Distribusi/habitat :

Hanya dikoleksi dari satu sungai kecil sekitar 2 km ke arah hulu dari Danau Bira pada sistem Sungai Mambramo bagian bawah. Habitat ikan ini terletak di hutan hujan yang lebat di perairan berbatu.
Keterangan : –

Pemeliharaan : Pemeliharaan ikan ini mirip dengan jenis rainbow lainnya, dapat menyesuaikan diri de- ngan lingkungan akuarium.

Reproduksi : Belum ada informasi; kemungkinan mirip dengan M. Affinis.
Pakan larva : Umumnya organisme kecil.

7. Melanotaenia Misoolensis

Melanotaenia Misoolensis

Nama ilmiah : Melanotaenia misoolensis Allen, 1982

Nama populer : Misool rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Ikan dewasa umumnya berwarna kuning bercampur kebiru-biruan dengan strip pada bagian pertengahan tubuh horizontal berwarna biru kehitaman. Bagian perut berwarna putih keperakan, sedangkan bagian dorsal cenderung terang keemasan. Sirip perut dan sirip anal ber- warna keemasan. Secara keseluruhan warnanya mirip dengan Melanotaenia catherinae yang endemis di Pulau Waigeo yang berjarak 160 km dengan Pulau Misool.

Ukuran maksimum : 8 cm

Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Least Concern. Diekspor ke Jerman pada tahun 1992. Kurang dikenal di kalangan penggemar ikan hias, tetapi relatif cepat populer. Nama yang diberikan merujuk pada nama pulau asalnya (Pulau Misool) sebagai type locality.

Distribusi/habitat :

Hanya ditemukan di Pulau Misool, yaitu pulau kedua terbesar dari empat pulau di Raja Ampat, Papua.
Keterangan : Ukuran Pulau Misool sekitar 90 km x 38 km dengan jarak sekitar 32 km dari pulau utama Papua.

Pemeliharaan : Kemungkinan sama dengan pemeliharaan jenis rainbow lainnya.
Reproduksi : Belum ada informasi.
Pakan larva : Kemungkinan serupa dengan jenis ikan rainbow lainnya, zooplankton berukuran kecil.

8. Melanotaenia Ogilbyi

Melanotaenia Ogilbyi

Nama ilmiah : Melanotaenia ogilbyi Weber, 1910

Nama populer : Ogilby’s rainbowfish
Nama lokal : –

Ciri umum :

Warna tubuh cenderung biru pada bagian dorsal lalu menguning dan memutih ke arah ventral tubuh. Terkadang ditemukan garis yang berwarna agak gelap sepanjang bagian tengah tubuh seakan memisahkan kedua warna tubuh tadi. Strip tersebut kadang menyatu membentuk pita yang lepas. Sirip berwarna biru transparan.

Ukuran maksimum : 10 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Data Deficient. Pertama kali ditemukan pada tahun 1907 sebanyak 7 spesimen. Pada tahun 1995 ditemukan oleh Allen di Timika. Belum dikenal oleh penggemar akuarium internasio- nal.

Distribusi/habitat :

Hanya dari Sungai Lorentz, salah satu sungai yang mengalir ke arah selatan Papua; berupa rawa yang ditumbuhi pandan sepanjang pinggiran sungai. Bagian Papua ini belum sepenuhnya tereksplorasi oleh ahli biologi. Juga di anak sungai di utara Timika.

Keterangan : Sering ditemukan bersama dengan M. Goldiei dan Pseudomugil Nevaeguineae.

Pemeliharaan : Belum pernah dibudidayakan.

Reproduksi : Belum ada informasi.
Pakan larva : Belum ada informasi.

9. Melanotaenia Parva

Melanotaenia Parva

Nama ilmiah : Melanotaenia parva Allen, 1990

Nama populer : Lake Kurumoi rainbowfish

Nama lokal : –

Ciri umum :

Ikan dewasa memiliki warna yang bervariasi; jantan kebiruan dengan strip hitam pada sisi tubuh atau keperakan dengan strip merah tipis di antara tiap barisan sisik pada sisi tubuh. Namun, didapatkan juga ikan berwarna cenderung merah lebih dari setengah tubuh arah posterior. Semua sirip berwarna merah. Perubahan warna ini cenderung dipengaruhi masa reproduksi. Ikan betina berwarna kurang cerah atau cenderung pucat.

Ukuran maksimum : 10 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Vulnerable. Pada tahun 1999 dikoleksi oleh Heiko Bleher dan diperkenalkan kepada penggemar ikan hias. Keberadaan ikan nila (Oreochromis niloticus) mengancam habitat yang berupa danau karena aktivitas bersarang dan makannya diduga memengaruhi tingkat kekeruhan. Tahun 2007 pada survei yang dilakukan oleh Papuan National Marine and Fisheries Research membawa ikan tersebut ke Jakarta untuk dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budi daya Ikan Hias (BPPBIH)-Dep. Kelautan dan Perikanan, Depok. “Parva” berarti kecil (Latin).

Distribusi/habitat :

Hanya di Danau Kurumoi, danau kecil yang terletak di leher Kepala Burung, merupakan bagian dari Sungai Yakati, terletak di pedala- man Papua. Danau ini panjang dan lebarnya hanya 800 m dan 500 m. Perairannya sangat keruh dan beberapa bagian ditumbuhi oleh tanaman air Ceratophillum demersum.

Keterangan : –
Pemeliharaan : Dapat hidup tenang dan bereproduksi pada suhu antara 26–27°C dengan pH air 6,5–7,5. Reproduksi : Sejauh yang diketahui bahwa satu induk betina yang diberi makan Chironomus atau jentik nyamuk Culex mampu menghasilkan 40–60 butir telur.
Pakan larva : Artemia

10. Melanotaenia Pierucciae

Melanotaenia Pierucciae

Nama ilmiah : Melanotaenia pierucciae Allen & Renyaan, 1996
Nama populer : Pierucci’s rainbowfish

Nama lokal : –

Ciri umum :

Penampilan warna pada bagian dorsal cenderung biru keunguan yang semakin memudar ke arah ventral tubuh. Bagian tengah terdapat garis pertengahan tubuh berwarna gelap kehitaman yang seakan memisahkan bagian dorsal dan ventral. Juga terlihat beberapa alur berwarna kuning. Sirip berwarna keunguan dan tembus cahaya (translucent).

Ukuran maksimum : 8 cm
Status : Endemis dengan kategori IUCN Red List Status Not Evaluated. Nama “pierucci” sebagai hadiah untuk Paula Pierucci yang ikut survei bersama Heiko Bleher pada bulan Juni 1995.

Distribusi/habitat :

Hanya ditemukan di sungai kecil (Welfriyang Creek) dengan jarak 1–2 km dari Danau Kamakawaiar (Danau Kamaka) Papua Barat. Ikan ini banyak ditemukan pada sungai kecil dengan kedalaman 1–2 m dan lebar 4–5 m.

Keterangan : –
Pemeliharaan : Belum ada informasi. Reproduksi : Belum ada informasi.
Pakan larva : Artemia (seperti larva ikan rainbow lainnya).

*) Artikel ini diambil dari buku “101 Ikan Hias Air Tawar Nusantara
Penulis :  Djamhuriyah Syaikh Said & Hidayat

https://indofish.my.id/ikan-hias-air-tawar-asal-papua-indonesia-bagian-4.html

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *